Deeper Journey, Faith

Rumah Doa

Fig 07 09 2018 05 09 54 1

“Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.”

Markus 1:35

Salah satu teladan yang diberikan oleh Yesus Kristus adalah kebiasaanNya dalam berdoa. Alkitab mencatat sebelum Yesus memilih murid-muridNya, Dia terlebih dahulu berdoa semalaman agar keputusan yang diambilNya sesuai dengan kehendak Bapa. Sebelum disalibkan Yesus juga berdoa dan bergumul di Taman Getsemani sampai keluar keringat darah. Rahasia keberhasilan pelayanan Yesus terletak pada kebiasaan-Nya dalam berdoa. Jika kita ingin mengalami keberhasilan seperti Yesus maka kita juga harus meneladani kebiasaan Yesus dalam berdoa. Jika Yesus saja membiasakan diri untuk berdoa, bagaimana mungkin kita melalaikan disiplin rohani ini?

Banyak orang Kristen yang berpikir bahwa yang diinginkan Tuhan dari diri mereka adalah pelayanan. Padahal hal utama yang Tuhan inginkan bukanlah pelayanan melainkan hati yang mendengarkan dan taat kepadaNya. Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan (I Sam 15:22b). Selama pelayanan-Nya di dunia ini, Yesus selalu melatih diri untuk berdoa sebelum melakukan sesuatu supaya apa yang Dia lakukan sesuai dengan kehendak Bapa.
Tetapi sayang sekali, seringkali kita melihat banyak pelayan Tuhan yang lebih mengutamakan pelayanan daripada hubungan pribadinya dengan Tuhan. Seringkali mereka tidak berdoa mencari kehendak Tuhan dalam mengambil sebuah keputusan yang penting. Sungguh berbahaya bila kita lebih memprioritaskan pelayanan dibandingkan mencari wajah Tuhan, bersekutu dan merasakan hadirat Tuhan. Sungguh berbahaya kalau kita memulai suatu hari yang baru tanpa terlebih dulu diawali dengan kehidupan doa. Hal yang paling saya takutkan adalah memulai suatu hari tanpa terlebih dulu bersekutu mencari hadirat Tuhan. Sebab tanpa doa rasanya saya tidak bisa kita melewati sebuah hari dengan lancar dan penuh kemenangan. Berhasil tidaknya kita menjalani suatu hari itu sangatlah ditentukan oleh persekutuan kita dengan Tuhan untuk mencari hadiratNya terlebih dulu. Itu sebabnya ketahuilah saudara tidak ada hal di dunia ini yang lebih indah dibandingkan dengan menikmati indahnya hadirat Tuhan.

Daud mengatakan satu hari di pelataranNya lebih baik daripada seribu hari di tempat lain. Bagi Daud satu hari berada di hadirat Tuhan jauh lebih indah daripada seribu hari tinggal di istananya yang megah, seribu hari bersama istrinya yang cantik-cantik atau seribu hari berdiri di hadapan rakyat yang sangat menyanjungnya.

Itu sebabnya tidak heran mengapa Daud disebut orang yang berkenan di hati Tuhan ( Kis 13 : 22b ), karena apa saudara? Karena cintanya yang begitu besar pada hadirat Tuhan. Daud begitu cinta pada hadirat Tuhan, Daud begitu merindukan hadirat Tuhan sehingga Dia membawa pulang Tabut Tuhan yang menunjuk pada kehadiran Tuhan meskipun untuk itu dia harus mempersembahkan seekor lembu dan anak lembu setiap enam langkah dalam perjalanan dari rumah Obed Edom menuju kota Daud. Daud begitu bersukacita saat membawa tabut tersebut, sampai-sampai ia menari-nari di depan tabut Tuhan.
Mengapa Daud bisa menjadi seorang yang begitu amat luar biasa? Seorang pahlawan, seorang raja, seorang gembala, seorang imam, bahkan di hadapan Tuhan ia adalah seorang yang berkenan di hati Tuhan, mengapa? Karena Daud punya satu kerinduan, apakah itu? Itulah satu kerinduan yang sangat-sangat ia dambakan, seperti yang ia tuliskan dalamMazmur 27 : 4 “Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, itulah yang kuingini: diam di dalam rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan dan menikmati baitNya”

Ternyata Daud punya satu kerinduan untuk selalu berdiam dalam rumah Tuhan, untuk apa? Untuk menikmati baitNya = menikmati hadiratNya. Sebab bait Tuhan itu identik dengan hadirat Tuhan. Sebab Habakuk 2 : 20a menuliskan “Tetapi Tuhan ada di dalam baitNya yang kudus.“ Tuhan ada di baitNya yg kudus. Kalau Tuhan ada dalam baitNya itu berarti kita akan merasakan hadiratNya. Kalau Tuhan hadir berarti kita dapat merasakan hadiratNya. Itu sebabnya dalam setiap ibadah satu hal yg sangat-sangat kita butuhkan adalah kehadiran Tuhan, sebab kalau Tuhan hadir maka kitapun akan merasakan hadiratNya.

Jadi Bait Suci itu identik dengan hadirat Tuhan. Biarlah kita selalu mendoakan gereja kita supaya selalu dipenuhi dengan hadirat Tuhan sehingga gereja kita tidak hanya merupakan bangunan, tapi bangunan gereja yang dipenuhi dan yg diselimuti dengan hadirat Tuhan sehingga setiap yg melangkahkan kakinya masuk ke dalam bisa meneteskan air mata, bisa menikmati hadirat Tuhan yang dahsyat, dan bisa merasakan kasihNya yang menjamah.

Saudara, berbicara soal Bait Allah, sebenarnya diri kita ini adalah bait Allah ( I Kor 3 : 16 ). Tubuh kita merupakan bait Allah. Bait Allah itulah rumah doa. Jadi kita ini adaah rumah doa. Itu sebabnya Yesus berkata rumahKu akan disebut rumah doa ( Mat 21 : 13b ). Yesus tidak rela kalau bait Allah yang merupakan rumah doa itu dinajiskan oleh para pedagang, itu sebabnya Ia mengusir mereka.

Saudara yang kekasih, belakangan ini hampir setiap hari kita mendengar berita yang kurang baik terjadi di mana-mana. Pernah sebuah surat kabar menuliskan Indonesia diambang krisis ekonomi babak ke 2 seperti yang pernah terjadi pada tahun 1997. Seorang penelepon pada sebuah acara talk show di sebuah stasiun radio mengatakan betapa ruwetnya masalah yang dihadapi oleh bangsa ini. Masihkah sebagai bangsa kita memiliki harapan untuk masa depan?

Tapi saya percaya inilah waktu dan kesempatan yang Tuhan berikan kepada gereja untuk bangkit menjadi terang ditengah kegelapan ini. Kalau kita adalah rumah doa, maka kita kita perlu mengangkat tangan agar Tuhan bisa turun tangan. Bisa jadi kalau Tuhan izinkan semua krisis yang terjadi untuk mendorong kita supaya kita sadar dan bangkit untuk mencari wajahNya, supaya kita bangkit untuk menjadi pendoa-pendoa syafaat bagi bangsa dan negara kita Indonesia. Saudaraku, mari kita berdoa bukan supaya semua krisis ini cepat berlalu melainkan agar lewat krisis ini gereja Tuhan bisa bangkit untuk menjadi terang.

Pada tahun 1850 an di Amerika terjadi krisis ekonomi dan sosial yang mirip dengan yang sedang kita alami saat ini. Waktu itu Amerika diambang perpecahan akibat konflik antara negara-negara bagian utara dan selatan. Banyak perusahaan yang mengalami kesulitan moneter sehingga tingkat pengangguran menjadi tinggi. Tetapi di tengah krisis tersebut, Tuhan membangkitkan seorang dari kalangan awam yang bernama Jeremiah Lamphier untuk membawa sebuah kegerakan doa. Selama jam makan siang para karyawan berkumpul di gereja terdekat untuk berdoa dan mencari wajah Tuhan. Dan ternyata kegerakan doa yang dimulai dari segelintir orang tersebut berkembang meluas kemana-mana sehingga melahirkan sebuah kebangunan rohani. Tidak terhitung kebaikan yang dihasilkan akibat kebangunan rohani tersebut. Kebangunan rohani tersebut mengakibatkan jutaan orang diselamatkan dan misi-misi sosial banyak dilahirkan.

Itu sebabnya saudara, mari kita manfaatkan kesempatan yang ada untuk selalu berdoa dan mencari wajah Tuhan. Tuhan sedang melihat adakah seorang pendoa syafaat yang bangkit untuk mendoakan bangsa ini? Tuhan akan membangkitkan seorang pendoa syafaat ditengah krisis yang sedang melanda negeri ini. Dan pendoa syafaat itu adalah saudara dan saya. Biarlah kita bersatu hati kita mengangkat tangan berdoa untuk bangsa ini maka bukan mustahil Tuhan juga akan turun tangan untuk memulihkan bangsa ini. Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu!

Selain Daud, sosok pribadi yang kedua yang sangat merindukan hadirat Tuhan adalah Musa. Musa pernah berkata kepada Tuhan : Perlihatkanlah kiranya kemuliaanMu kepadaku ( Kel 33 : 18 ), Musa meminta Tuhan menyatakan hadiratNya, sebab Musa sangat merindukan hadirat Tuhan. Bahkan dalam Keluaran 33 : 15 Musa berkata “ Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami janganlah suruh kami berangkat dari sini. “ Musa begitu ngotot supaya Tuhan menyatakan kehadiranNya. Mengapa Musa begitu bersikeras meminta hadirat Tuhan? Sebab sebelumnya Musa sudah pernah merasakan kedahsyatan hadirat Tuhan sehingga dalam hatinya timbul satu kerinduan untuk sekali dan sekali lagi merasakan hadirat Tuhan, itu sebabnya Musa bersikeras meminta Tuhan menyatakan hadiratNya. Karna apa? Karna Musa sudah pernah melihat dan menyaksikan dan merasakan hadirat Tuhan. Karna Musa sudah pernah merasakan dahsyatnya hadirat Tuhan, kapan?

Itulah saat ia mengarahkan langkah hidupnya ke gunung Horeb, saat ia melihat semak duri yg menyala tapi tidak dimakan api ( Kel 3 : 2 ). Mengapa semak duri bisa menyala? Semak duri yg menyala tapi tidak termakan api, apakah itu dahsyat? Itu Dahsyat ! Itu mujizat ! Itu sesuatu yg luar biasa ! Itu hal yg mengagumkan. Kalau hidup kita dipenuhi dengan hadirat Tuhan maka hidup kita ini akan mengagumkan, hidup kita akan mengalami mujizat-mujizat, hidup kita akan mengalami kuasa Tuhan. Syaratnya satu : jadikan hidup kita sebagai bait Allah yg selalu dipenuhi hadirat Tuhan, jadikanlah hidupmu sebagai rumah doa yang penuh dengan hadirat Tuhan dan kekudusan Tuhan. Jangan isi hati kita dengan hal-hal yg kotor, seperti para pedagang yang mengotori bait Tuhan dengan membawa lembu, kambing domba dan penukar-penukar uang dan menjadikan bait Allah bagaikan sarang penyamun. Itu sebabnya Yesus marah dan mengusir mereka dengan cambuk sebab rumah Tuhan adalah tempat Tuhan berhadirat, rumah Tuhan itu tempat yang suci dan kudus. Judul perikop Yohanes 2 : 14, judulnya Yesus menyucikan Bait Allah.

Karena itu, sebelum Musa menyaksikan kedahsyatan hadirat Tuhan, terlebih dulu Tuhan katakan pada Musa : Tanggalkan kasutmu dari kakimu sebab tempat ini kudus ( Kel 3 : 5 ).Kasut berbicara soal ha-hal yg kotor, sebab itu dipakaikan di kaki, kaki adalah anggota tubuh yg paling mudah kena kotor, oh semuanya itu harus ditanggalkan saat kita mau merasakan jamahan dan hadirat Tuhan. Oleh sebab itu, saat kita datang beribadah, satu hal kita perlu memohon darah Yesus terlebih dulu menyucikan hati kita, hidup kita yg kotor terlebih dulu dibasuh oleh darah Yesus. Sebab sebelum kita menanggalkan kasut, kita tidak bisa menghampiri hadirat Tuhan.

Mengapa semak duri bisa menyala tapi tidak terbakar api? Karna itulah kedahsyatan hadirat Tuhan ! Mengapa semak duri bisa menyala tanpa dimakan api? Itu menunjuk pada kedahsyatan hadirat Tuhan, dan Musa menyaksikan itu, Musa merasakan itu, dan kini, sekali lagi Musa ingin merasakan kedahsyatan hadirat Tuhan, sehingga ia bersikeras memintanya. Saudara, Tuhan adalah Bapa kita yang baik, dan kita adalah anak-anakNya. Seperti seorang anak yang tahu meminta masakan ibunya, karna apa? Karna si anak sudah pernah merasakan bagaimana lezatnya masakan sang ibu, sehingga ia akan meminta ibunya memasaknya lagi dan sang ibu yang penuh kasih pasti akan memasaknya untuk anaknya yang meminta kepadanya, lain hal kalau si anak tidak suka masakan ibunya. Begitu juga dengan kita saudara, kalau kita berani meminta pada Tuhan untuk sekali lagi melihat dan merasakan hadirat Tuhan maka IA akan memberikannya. Di saat kita meminta, Tuhan akan hadir dan saat IA hadir kitapun akan merasakan hadiratNya. Sebab akhirnya dalam Kel 34 : 5 Tuhan turun dalam awan dan menyatakan kehadiranNya di hadapan Musa.

Masalahnya apakah kita merindukan hadirat Tuhan? Kalau kita rindu akan kehadiranNya maka IA akan hadir dan menyatakan kuasa hadiratNya. Kalau kita merindukan hadirat Tuhan & meminta maka Tuhan akan menyatakannya seperti Tuhan menyatakannya kepada Musa. Apakah saudara yang kekasih merindukan hadirat Tuhan? Musa, seorang yang sangat merindukan hadirat Tuhan dan yang sudah sempat merasakan hadirat Tuhan, dan dia tidak mau kalau itu hanya terjadi sekali aja, tapi ia ingin dan ingin selalu dan selalu menyaksikan dan merasakan hadirat Tuhan sehingga ia tidak segan-segan untuk meminta pada Tuhan dan Tuhan benar-benar memenuhi permintaannya itu, Tuhan menyatakan diriNya bahkan di atas gunung Sinai wajah Musa berubah, Musa benar-benar menyatu dengan hadirat Tuhan, sebab apa? Sebab memang itu yg ia rindukan ( Kel 34 : 29 ).
Kerinduan kita akan hadirat Tuhan harus kita tingkatkan selalu, jangan berpuas diri oh saya sudah pernah merasakan hadirat Tuhan, tapi mari tingkatkan terus kerinduan kita sampai satu saat benar-benar wajah kita juga penuh dgn kemuliaan Tuhan, hidup kita penuh dgn penyembahan, sehingga dari sikap hidup kita orang sudah bisa melihat : itu si A hidupnya penuh penyembahan, penuh kemuliaan Tuhan; orang lain bisa merasakan betapa dahsyatnya Tuhan kita.

Saudara, sekalipun hidup kita masih bagaikan semak duri yang tidak baik, namun semak duri itu bisa mengundang kekaguman dan keheranan bagi Musa. Padahal semak duri itu bagaikan kehidupan yang tidak baik, yang tidak berarti, namanya juga semak, semak duri; namun kalau di dalamnya ada hadirat Tuhan, maka semak duri itu bisa mengundang kekaguman orang. Semak duri yang tidak berguna tapi bila kehidupan itu bagaikan rumah doa, bagaikan rumah Allah tempat Tuhan berhadirat maka orang-orang bisa merasakan bahwa kehidupan itu berbeda dengan yang lain, hidupnya penuh roh dan seorang penyembah.

Oleh sebab itu, mari jadikanlah hidup kita penuh dgn hadirat Tuhan, jadikanlah hidup kita menjadi hidup yg penuh penyembahan sehingga orang-orang bisa melihat dan merasakan Kristus ada dalam kita, orang bisa merasakan hidup seorang Kristen yg mencerminkan kemuliaan Tuhan, amen? Sehingga kita tidak hanya memiliki bangunan gereja yang indah dan megah secara fisik saja, namun bangunan hidup kita ini juga indah dan megah karna ada hadirat di dalamnya, amen?

Jadikanlah hidupmu sebagai bait Tuhan, tempat roh Allah berdiam; jadikanlah hidupmu sebagai rumah doa tempat Tuhan bertakhta dan berhadirat maka engkau akan menikmati satu kehidupan yang jauh berbeda dengan sebelumnya…

Advertisements
Deeper Journey, Faith, What Matters

Pengukur Kehidupan Yang Tepat

FirmanMu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. Mazmur 119:105 Seorang yang kehidupannya aneh…
Fig 17 10 2018 07 07 09 1
Deeper Journey, Faith, Life

Hati Yang Tuhan Inginkan

Bayangkan, apabila setelah menerima Tuhan Yesus dan segala sesuatu berubah secara langsung. Kita yang tadi…
Fig 24 10 2018 23 03 49 1