Life

Menjelang & Sesudah Natal

Fig 02 12 2019 01 44 15 1

Selain itu sudah tidak heran para pencopet, penjual asongan, pengamen, tukang Ojek bakal panen besar. Seingat mereka pada waktu Natal itu suatu kesempatan untuk mencari keuntungan. Demikian juga di gereja-gereja biasanya empat atau lima bulan sebelum hari nya telah dibentuk Panitia Natal, mereka kemudian mendesain acara-acara pada hari Natal itu. Cukup meriah memang peringatan hari Natal, dari mereka yang sma sekali belum pernah mendengarkan Injilpun dapat merayakan Natal, namun dengan versinya sendiri.

Bagaimana anda menyambut Natal? Para pedagang menyambutnya dengan mempersiapkan diri menjual pohon Natal, ornamen Natal, lampu-lampu Natal. Para pemilik restoran merayakan dengan menjual menu yang enak pada malam natal itu. Para pekerja kantor merayakannya dengan suka-cita karean bakal menerima gaji ke tiga belas ditambah bonus dari perusahaannya. Penghuni penjara, rumah sakit dan panti-panti asuhan merayakannya dengan menanti uluran tangan dari para dermawan baik yang berasal dari perusahaan atau lembaga-lembaga Kristen mengirim bingkisan Natalnya.

Para pengusaha mulai sibuk mengirim parcel, kepada sahabat-sahabat dekat, para relasi sampai para pejabat. Tujuannya menjalin hubungan usaha pada masa-masa mendatang, lagi pula tidak ada ruginya dengan parcel yang tidak seberapa nantinya akan mendapat keuntungan yang tidak dapat terhitung berapa. Anak-anak muda merayakan dengan pesta pora, mabuk-mabuk samapi larut malam bahkan sampai pagi, di sana-sini ada tarian dansa dansi, dan sudah pasti obat-obat terlarang.

Lalu setelah masa-masa Natal selesai, semuanya sunyi sepi kembali, sekakan-akan tidak terjadi apa-apa. Para pedagang kembali memulai usaha dengan wajah yang ceria karena untungnya banyak, para pekerjanya dengan wajah suka cita karena bonusnya banyak, namun ada juga yang cemberut karean bosnya pelit. Bahkan ada sebagian pusat perbelanjaan langsung menjual obral, hiasan-hiasan natal itu. Sementara mereka yang keuangannya menengah mengambil kesempatan untuk membeli barang-barang Natal yang sudah kadaluarsa itu untuk dipajangkan pada tahun mendatang.

Kembali kepada sejarah kelahiran Tuhan Yesus, coba kita lihat di sana terletak perbedaan yang sangat menyolok dari perayaan Natal itu. Yesus yang lahir di kandang yang sederhana tanpa lampu kelap-kelip, barang kali yang ada hanya kunang-kunang. Namun yang sangat menarik adalah yang memproklamirkan isi berita suka-cita ini adalah para malaikat. Mereka mengatakatakan Hari ini telah lahir, bagimu Juruselamat, yaitu Kristus Tuhan di kota Daud (Lukas 2 :11). Berita suka-cita ini pertama kali diperdengarkan kepada para gembala dan mereka langsung saja bergerak menuju ke sana untuk menyembah bayi Yesus Kristus yang lahir itu.  Berikut para majus yang ahli bintang itu, mereka juga bergerak maju ingin mengetahui dimana raja orang Yahudi yang baru dilahirkan, tujuan utama mereka ke sana sana adalah untuk menyembah bayi Yesus yang lahir itu (Matius 2:2-3).

Suasana Natal pada awal Perjanjian Baru itu membawa segenap umat manusia menyembah bayi Yesus yang lahir, walaupun memang ada seorang raja yang berkuasa pada waktu itu yakni Herodes yang karena merasa posisinya terancam sehingga merencanakan untuk membunuh bayi tersebut.

Lihatlah, dunia semakin maju, pengetahuan semakin tinggi tidak membuat manusia semakin takut akan Tuhan, sampai konsep perayaan natal hari demi hari makin luntur.  Apakah ini pertanda akhir zaman sudah semakin mendekat?  Yang sungguh menakutkan adalah kesabaran kasih Tuhan itu berhenti, walaupun kita tidak mengharapkan semua itu terjadi.
Peristiwa nabi Nuh sesungguhnya merupakan suatu peringatan kepada umat manusia bahwa kesempatan yang diberikan oleh Tuhan Allah itu sangat terbatas. Sampai pada tingkat tertentu, maka pintu Bahtera itu akan segera ditutup, sehingga hanya orang-orang yang masuk ke dalam saja yang selamat.  Yesus hadir ke dunia ini sudah cukup lama, dan dengan penuh kesabaran IA menanti manusia yang berdosa itu datang kepada-Nya dengan suka-rela, sekali lagi bukan dengan terpaksa. Saya yakin jikalau Tuhan hendak memaksa kita menyembah kepada-Nya tentu bisa, namun apa yang terjadi, kita bakal menjadi seperti robot hidup.

Ketika seorang anak yang memecahkan pot bunga ibunya berdiam diri dan tidak berani mengaku kesalahannya, maka ia setiap hari dilanda ketakutan, namun tatkala ia kemudian datang kepada ibunya, dengan penuh penyesalan dan mengakui kesalahannya serta  mendapat pengampunan, maka ia telah bebas dari cengkraman ketakutan itu. Jadi anak itu perlu datang kepada ibunya mengakui keslahan dan minta amapun, walaupun sang ibu sebenarnya sudah mengetahaui apa yang dilakukan oleh anaknya itu.

Demikian dengan Tuhan kita, Yesus lahir ke dunia ini, lalu apa yang kita laklukan buat Yesus? Apakah sekadar kesibukan seperti para pedadanga atau para penghuni panti asuhan dan penhjara yang menanti-nanti hadiah natal. Tenti tidak, kita mau seperti para gembala dan majus yang datang kehadapan Yesus, mereka bukan hanya datang dengan tangan kososng , tetapi memberika yang terbaik kepada Yesus.  Apa yang terbaik dari kita yang dapat kita berikan pada Tuhan Yesus? Harta kekayaan? Tentu Tuhan kita sudah memiliki semua itu dan melebihi yang kita punya, lagi pula kepunyaan kita juga berasal dari Dia. Lalu apa yang terbaik dari kita. Jawabannya adalah diri kita, ya persembahkanlah diri kita ini kepada Tuhan Yesus danm hidup bagi-Nya..
*) Saumiman Saud, tamatan SAAT (angkatan 1990) , Malang dengan gelar STh, saat ini melayani di Gereja Injili Indonesia San Jose, California, USA

Advertisements
Career, Finance, Life

Pandangan Tentang Uang

Apakah Uang itu? Secara mendasar, uang adalah alat tukar yang dipakai dalam transaksi barang dan…
Fig 24 10 2018 23 48 33 1
Deeper Journey, Faith

Hidup Ini Adalah Kesempatan

Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang, akan datang malam, di…
Hidup Ini Adalah Kesempatan 1
Life

Senyum

Hari orang berkesusahan buruk semuanya, tetapi orang yang gembira hatinya selalu berpesta. Amsal 15:15 Senyum…
Fig 31 10 2018 21 52 21 1